Jumat, 19 Desember 2014

DHAMMA CAMP

Dhamma Camp ini di selenggarakan oleh Atisa Dipamkara. Atisa merupakan sebuah yayasan sekolah yang berdiri di Karawaci - Tangerang. Saya sangat terkesan sekali ketika di beri kesempatan mengisi di acara dhamma camp 2014 di daerah Sentul - Bogor. Itu merupakan hal yang baru bagi saya untuk terjun langsung dan bertemu dengan anak-anak SMP yang memiliki karakter yang berbeda.

Ini merupakan pengalaman baru saya, dapat bersama dengan mereka selama tiga hari dua malam, menikmati bagaimana sejuknya udara sentul, namun hal yang membuat saya sangat terkesan ketika semua karakter itu melebur jadi satu. Hampir kurang lebih ada 70 anak yang mengikuti acara ini dan saya serta teman saya dapat mendampingi mereka, mengajari bagaimana proses athasilla, membuat mereka mengontrol diri mereka, dan tiba saatnya yang namanya sebuah perpisahan.

Atisa Dipamkara merupakan salah satu yang membuat saya terkesan, jujur kemarin saya masih kurang puas bertemu dengan anak-anak yang memiliki keseruan seperti mereka. Misalnya ada beberapa siswa yang membuat saya tergelitik untuk mencari tahu lebih dalam tentang dirinya. Dia Michael, anak kelas 7 yang memiliki hal yang unik. Bagaimana tidak? dia menceriakan kepada saya bahwa dia selalu bermimpi dan mimpi itu selalu menjadi sebuah kenyataan. Teman-temannya mengatakan bahwa dia indigo, namun saya belum percaya betul apakah dia benar-benar indigo atau tidak. Saya melihat dia merupakan anak yang cerdas, dia dapat melihat makhluk yang berbeda dengan alam kita. Dia bercerita bahwa dia sempat bertemu dengan penunggu kamar mandi di sekolahnya, dia berkata bahwa penunggu toilet itu adalah seorang noni belanda. Nah sejak saat itu Michael mulai menjaga jarak dengan temannya itu, karena jika ia bercerita lebih dalam dengan temannya maka temannya akan takut. Hal itu yang tidak di inginkan dari Michael. Dia selalu menghampiri saya di saat jam kosong dan dia menceritakan hal ini kepada saya, entah karena saking penasarannya, saya bertanya kepadanya dan dia menjelaskan semua yang pernah ia lihat dan mimpi yang pernah terjadi dalam kehidupannya.

Michael kecil bercerita mengenai bagaimana dia bisa menjadi seperti itu, mengalami hal aneh ini. Dia bercerita bahwa kejadian ini bermula sejak neneknya meninggal. Dan ia bertemu dengan neneknya di mimpinya. Serta ia bercerita pula bahwa ia memiliki kekuatan seperti ini karena keturunan dari ayahnya. Teman-teman sekelasnya selalu bertanya-tanya mengenai apa yang terjadi kepada Michael karena jika di lihat saat dhamma camp dia selalu mencari objek yang seharusnya tak di cari oleh anak seumurnya. Saya masih penasaran mengenai kebenaran yang terjadi pada diri Michael.

Masih banyak karakter yang dimiliki oleh anak-anak kelas 7 ini. Karin yang cerewet, Aura yang aktif, Maybella yang lembut, dan banyak lagi karakter yang dimiliki oleh anak-anak seumur mereka yang tak bisa disebutkan satu persatu. Sebenarnya saya tak ingin berpisah dengan mereka namun inilah sebuah kehidupan yang terus berproses, mereka anak yang manis-manis yang sangat baik untuk di ajak bersahabat. Terkesan sekali ketika mereka dapat bersatu, menjaga kekompakan mereka, walaupun kadang ego mereka lebih kuat tap itulah mereka yang masih dengan sifat anak-anak mereka.