Kamis, 08 Januari 2015

Abiogenesis

I.               Pengertian Abiogenesis
Teori abiogenesis ini mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati.Teori Abiogenesis dicetuskan pertama kali oleh Aristoteles ( 384- 322), Aristoteles merupakan tokoh ilmu pengetahuan dari Yunani Kuno.
Aristoteles melakukan pengamatan pada ikan-ikan di sungai. Ia berpendapat bahwa ada sebagian ikan-ikan disungai tersebut yang berasal dari lumpur.
Lalu teori Abiogenesis ini didukung oleh seorag ilmuan inggris pada tahun 1700 yag bernama Needham. Ia mencoba melakukan penelitian dengan menggunaan rebusan kaldu. Hasil rebusan kaldu kemudian dimasukkan ke dalam botol dan ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu tersebut ditumbuhi bakteri. Akhirnya Nedham menyimpulkan bahwa bakteri berasal dari air kaldu.
Pada bad ke- 17 teori ini gugur, karena pada abad tersebut Antonie van Leeuwenhoek berhasil membuat mikroskop. Penemuan mikroskop inilah yang mengawali berbagai macam percobaan untuk menguji teori- teori abiogenesis.
  II.              Peopor teori Abiogenesis
Aristoteles merupakan tokoh utama teori ini ( 384-322 ). Aristoteles merupakan seorang ahli filsafat dan ilmu pengetahuan  yang berasal dari Yunani Kuno, menurutnya dalam teori ini makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. . Sebenarnya ia mengetahui bahwa telur-telur ikan yang menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.
Tokoh teori Abiogenesis yang lain yakni John Needham ( 1700 ) sesorang yang berasal dari kebangsaan Inggris , Disini ia melakukan percobaan dengan mengambil sekerat daging lalu ia rebus beberapa menit ( tidak sampai steril) lalu  setelah ia rebus, air rebusan daging tersebut  ia masukan kedalam botol dan ditutup dengan tutup gabus dan disimpan beberapa hari, setelah didiamkan beberapa hari air rebusan kaldu tersebut berubah warna menjadi keruh hal tersebut dikarenakan karena air kaldu tersebut dipenuhi oleh mikroba. Needham mengambil kesimpulan bahwa mikroba yang ada didalam botol tersebut berasal dari air kaldu , jadi menurut paham generation spontanea , semua kehidupan berasal dari yang tak hidup secara spontan seperti :
1.      Ikan dan katak berasal dari lumpur
2.      Cacing berasal dari tanah
3.      Belatung berasal dari daging yang membusuk
4.      Tikus berasal dari sekam dan kain kotor
   III.          Penolak teori Abiogenesis
1)   Franscesco Redi
Redi merupakan orang pertama yang berkebangsaan Italia. Dia juga orang pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah teori abiogenesis. Dia melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging segar yang ditempatkan dalam labu dan diberi perlakuan tertentu.
Labu I    :  diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
Labu II   :  diisi daging segar dan ditutup dengan rapat
Labu III  :  diisi daging segar dan ditutup kain kasa
Ketiga labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya dalah sebagai berikut:
Labu I    :  dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
Labu II   :  dagingnya busuk, tidak dapat belatung
Labu III  :  dagingnya tidak busuk, terdapat sedikit belatung
Menurut Redi belatung yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke II tidak terdapat belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk.
Dari hal tersebut maka teori Abiogenesis diruntuhkan diganti dengan teori Biogenesis yairu bahwa makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati melainkan dari makhluk hidup juga.
2)        Lazzaro Spallanzani
Spallanzani merupakan tokoh ilmuan Italia, ia melakukan eksperimen pada tahun 1765, untuk membantah teori Needham. Ia  juga melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan bahan kaldu. Disainnya sebagai berikut:
Labu I   : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
Labu II  : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin, kemudian dipanaskan
Setelah dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari kemudian hasilnya sebagai berikut.
Labu I   : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)
Labu II  : tetap jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut Spallanzani mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari mikroba yang berada di udara. Spallanzani menjelaskan bahwa kegagalan percobaan Needham yakni tidak merebus tabung cukup lama sampai semua organisme terbunuh dan Needham juga tidak menutup leher tabung dengan rapat sehingga masih ada organisme yang masuk dan tumbuh.
3)        Louise Pasteur
Louise Pasteur melakukan percobaan pada tahun 1864. Tujuannya melakukan percobaan ini yakni untuk memperbaiki dan menguji percobaan dari Redi dan Spallanzani. Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani.
 Ia menggunakan kaldu dalam labu yang  disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan pipa berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan beberapa hari kemudian diamati. Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak ditemukan mikroba.Disain pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari udara, tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu.
Menurut Pasteur, mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka tidak bisa masuk karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila labu dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya kaldu.


Dengan demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar. Muncullah ungkapan :
“ Omne Vivum Ex Ovo, Omne Ovum Ex Vivo, Omne Vivum Ex Vivo” 
yang artinya:
 Makhluk Hidup Berasal Dari Telur, Telur Berasal Dari Makhluk Hidup, Makhluk Hidup Berasal Dari Makhluk Hidup.
 IV.       PERBEDAAN TEORI ABIOGENESIS DENGAN TEORI BIOGENESIS
Teori Abiogenesis terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu, paham atau teori abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae. Jadi, apabila  pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, maka pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari benda mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan.  
Jika biogenesis berarti kebalikan dari teori abiogenesis karena menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya.
  V.          AWAL TERJADINYA MAKHLUK DI MUKA BUMI INI DALAM PANDANGAN BUDDHIS
Terdapat suatu saat, cepat atau lambat, setelah suatu masa yang lama sekali, ketika dunia ini hancur. Dan ketika hal ini terjadi, umumnya mahluk-mahluk terlahir kembali di Abhassara (alam cahaya); di sana mereka hidup dari ciptaan batin (mano maya), diliputi kegiuran, memiliki tubuh yang bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan. Mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali.
Pada waktu itu (bumi kita ini) semuanya terdiri dari air, gelap gulita. Tidak ada matahari atau bulan yang nampak, tidak ada bintang-bintang maupun konstelasi-konstelasi yang kelihatan; siang maupun malam belum ada, laki-laki maupun wanita belum ada. Mahluk-mahluk hanya dikenal sebagai mahluk-mahluk saja.
Cepat atau lambat setelah suatu masa yang lama sekali bagi mahluk-mahluk tersebut, tanah dengan sarinya muncul keluar dari dalam air. Sama seperti bentuk-bentuk buih (busa) di permukaan nasi susu masak yang mendingin, demikianlah munculnya tanah itu. Tanah itu memiliki warna, bau dan rasa. Sama seperti dadi susu atau mentega murni, demikianlah warna tanah itu; sama seperti madu tawon murni, demikianlah manis tanah itu. Kemudian, di antara mahluk-mahluk yang memiliki sifat serakah (lolajatiko) berkata : 'O apakah ini? Dan mencicipi sari tanah itu dengan jarinya. Dengan mencicipinya, maka ia diliputi oleh sari itu, dan nafsu keinginan masuk dalam dirinya. Mahluk-mahluk lainnya mengikuti contoh perbuatannya, mencicipi sari tanah itu dengan jari-jari  mahluk-mahluk itu mulai makan sari tanah, memecahkan gumpalan-gumpalan sari tanah tersebut dengan tangan mereka. Dan dengan melakukan hal ini, cahaya tubuh mahluk-mahluk itu lenyap. Dengan lenyapnya cahaya tubuh mereka, maka matahari, bulan, bintang-bintang dan konstelasi-konstelasi nampak siang dan malam terjadi. Demikianlah, sejauh itu bumi terbentuk kembali.
Selanjutnya mahluk-mahluk itu menikmati sari tanah, memakannya, hidup dengannya, dan berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka makan itu, maka tubuh mereka menjadi padat, dan terwujudlah berbagai macam bentuk tubuh. Sebagian mahluk memiliki bentuk tubuh yang indah dan sebagian mahluk memiliki tubuh yang buruk. Dan karena keadaan ini, mereka yang memiliki bentuk tubuh yang indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh yang buruk maka sari tanah itupun lenyap ketika sari tanah lenyap muncullah tumbuhan dari tanah (bhumipappatiko). Cara tumbuhnya seperti cendawan. Mereka menikmati, mendapatkan makanan, hidup dengan tumbuhan yang muncul dari tanah tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali (seperti di atas). Sementara mereka bangga akan keindahan diri mereka, mereka menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan yang muncul dari tanah itu pun lenyap. Selanjutnya tumbuhan menjalar (badalata) muncul warnanya seperti dadi susu atau mentega murni, manisnya seperti madu tawon murni.
Mereka menikmati, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar itu, maka tubuh mereka menjadi lebih padat; dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas; sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk. Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh buruk. Sementara mereka bangga akan keindahan tubuh mereka sehingga menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan menjalar itu pun lenyap.
Kemudian, ketika tumbuhan menjalar lenyap  muncullah tumbuhan padi (sali) yang masak di alam terbuka, tanpa dedak dan sekam, harum, dengan bulir-bulir yang bersih. Pada sore hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan malam, pada keesokkan paginya padi itu telah tumbuh dan masak kembali. Bila pada pagi hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan siang, maka pada sore hari padi tersebut telah tumbuh dan masak kembali, demikian terus menerus padi itu muncul.

Lalu, mahluk-mahluk itu menikmati padi (masak) dari alam terbuka, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan padi tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat, dan perbedaan bentuk mereka nampak lebih jelas. Bagi wanita nampak jelas kewanitaannya (itthilinga) dan bagi laki-laki nampak jelas kelaki-lakiannya (purisalinga). Kemudian wanita sangat memperhatikan tentang keadaan laki-laki, dan laki-laki pun sangat memperhatikan keadaan wanita. Karena mereka saling memperhatikan keadaan diri satu sama lain terlalu banyak, maka timbullah nafsu indriya yang membakar tubuh mereka. Dan sebagai akibat adanya nafsu indriya tersebut, mereka melakukan hubungan kelamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar