I.
Pengertian
Abiogenesis
Teori abiogenesis ini
mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati.Teori Abiogenesis
dicetuskan pertama kali oleh Aristoteles ( 384- 322), Aristoteles merupakan
tokoh ilmu pengetahuan dari Yunani Kuno.
Aristoteles melakukan
pengamatan pada ikan-ikan di sungai. Ia berpendapat bahwa ada sebagian
ikan-ikan disungai tersebut yang berasal dari lumpur.
Lalu teori Abiogenesis
ini didukung oleh seorag ilmuan inggris pada tahun 1700 yag bernama Needham. Ia
mencoba melakukan penelitian dengan menggunaan rebusan kaldu. Hasil rebusan
kaldu kemudian dimasukkan ke dalam botol dan ditutup dengan gabus. Setelah
beberapa hari, ternyata air kaldu tersebut ditumbuhi bakteri. Akhirnya Nedham
menyimpulkan bahwa bakteri berasal dari air kaldu.
Pada bad ke- 17 teori
ini gugur, karena pada abad tersebut Antonie van Leeuwenhoek berhasil membuat
mikroskop. Penemuan mikroskop inilah yang mengawali berbagai macam percobaan
untuk menguji teori- teori abiogenesis.
II.
Peopor
teori Abiogenesis
Aristoteles merupakan
tokoh utama teori ini ( 384-322 ). Aristoteles merupakan seorang ahli filsafat
dan ilmu pengetahuan yang berasal dari
Yunani Kuno, menurutnya dalam teori ini makhluk hidup berasal dari benda tak
hidup. . Sebenarnya ia mengetahui bahwa telur-telur ikan yang menetas akan
menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut
merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles
berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.
Tokoh teori Abiogenesis
yang lain yakni John Needham ( 1700 ) sesorang yang berasal dari kebangsaan
Inggris , Disini ia melakukan percobaan dengan mengambil sekerat daging lalu ia
rebus beberapa menit ( tidak sampai steril) lalu setelah ia rebus, air rebusan daging
tersebut ia masukan kedalam botol dan
ditutup dengan tutup gabus dan disimpan beberapa hari, setelah didiamkan
beberapa hari air rebusan kaldu tersebut berubah warna menjadi keruh hal
tersebut dikarenakan karena air kaldu tersebut dipenuhi oleh mikroba. Needham
mengambil kesimpulan bahwa mikroba yang ada didalam botol tersebut berasal dari
air kaldu , jadi menurut paham generation spontanea , semua kehidupan berasal
dari yang tak hidup secara spontan seperti :
1. Ikan
dan katak berasal dari lumpur
2. Cacing
berasal dari tanah
3. Belatung
berasal dari daging yang membusuk
4. Tikus
berasal dari sekam dan kain kotor
III.
Penolak teori Abiogenesis
1)
Franscesco
Redi
Redi
merupakan orang pertama yang berkebangsaan Italia. Dia juga orang pertama yang
melakukan eksperimen untuk membantah teori abiogenesis. Dia melakukan percobaan
dengan menggunakan bahan daging segar yang ditempatkan dalam labu dan diberi
perlakuan tertentu.
Labu
I : diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
Labu II
: diisi daging segar dan ditutup dengan rapat
Labu III :
diisi daging segar dan ditutup kain kasa
Ketiga
labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya dalah
sebagai berikut:
Labu
I : dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
Labu II
: dagingnya busuk, tidak dapat belatung
Labu III :
dagingnya tidak busuk, terdapat sedikit belatung
Menurut Redi belatung
yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke II tidak terdapat
belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk.
Dari hal tersebut maka
teori Abiogenesis diruntuhkan diganti dengan teori Biogenesis yairu bahwa
makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati melainkan dari
makhluk hidup juga.
2)
Lazzaro
Spallanzani
Spallanzani
merupakan tokoh ilmuan Italia, ia melakukan eksperimen pada tahun 1765, untuk
membantah teori Needham. Ia juga
melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan bahan
kaldu. Disainnya sebagai berikut:
Labu I :
diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
Labu II : diisi
kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin, kemudian dipanaskan
Setelah
dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari kemudian
hasilnya sebagai berikut.
Labu I :
berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)
Labu II : tetap
jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut
Spallanzani mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari
mikroba yang berada di udara. Spallanzani menjelaskan bahwa kegagalan percobaan
Needham yakni tidak merebus tabung cukup lama sampai semua organisme terbunuh
dan Needham juga tidak menutup leher tabung dengan rapat sehingga masih ada
organisme yang masuk dan tumbuh.
3)
Louise
Pasteur
Louise Pasteur
melakukan percobaan pada tahun 1864. Tujuannya melakukan percobaan ini yakni
untuk memperbaiki dan menguji percobaan dari Redi dan Spallanzani. Pasteur
menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani.
Ia menggunakan kaldu dalam labu yang
disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan pipa
berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan
beberapa hari kemudian diamati. Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak
ditemukan mikroba.Disain pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan
masuknya gaya hidup dari udara, tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup
dalam kaldu.
Menurut Pasteur,
mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka tidak bisa
masuk karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila labu
dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh
ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya kaldu.
Dengan demikian Pasteur
telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar. Muncullah ungkapan :
“
Omne Vivum Ex Ovo, Omne Ovum Ex Vivo, Omne Vivum Ex Vivo”
yang artinya:
Makhluk Hidup Berasal Dari Telur, Telur
Berasal Dari Makhluk Hidup, Makhluk Hidup Berasal Dari Makhluk Hidup.
IV.
PERBEDAAN TEORI ABIOGENESIS DENGAN TEORI BIOGENESIS
Teori
Abiogenesis terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu, paham atau
teori abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae. Jadi, apabila pengertian abiogenesis dan generation
spontanea kita gabungkan, maka pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup
yang pertama kali di bumi tersebut dari benda mati / tak hidup yang terjadinya
secara spontan.
Jika biogenesis berarti kebalikan dari teori abiogenesis
karena menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang sudah ada
sebelumnya.
V.
AWAL TERJADINYA MAKHLUK DI MUKA BUMI INI DALAM PANDANGAN
BUDDHIS
Terdapat suatu
saat, cepat atau lambat, setelah suatu masa yang lama sekali, ketika dunia ini
hancur. Dan ketika hal ini terjadi, umumnya mahluk-mahluk terlahir kembali di
Abhassara (alam cahaya); di sana mereka hidup dari ciptaan batin (mano maya),
diliputi kegiuran, memiliki tubuh yang bercahaya, melayang-layang di angkasa,
hidup dalam kemegahan. Mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali.
Pada waktu itu
(bumi kita ini) semuanya terdiri dari air, gelap gulita. Tidak ada matahari
atau bulan yang nampak, tidak ada bintang-bintang maupun konstelasi-konstelasi
yang kelihatan; siang maupun malam belum ada, laki-laki maupun wanita belum ada.
Mahluk-mahluk hanya dikenal sebagai mahluk-mahluk saja.
Cepat atau lambat
setelah suatu masa yang lama sekali bagi mahluk-mahluk tersebut, tanah dengan
sarinya muncul keluar dari dalam air. Sama seperti bentuk-bentuk buih (busa) di
permukaan nasi susu masak yang mendingin, demikianlah munculnya tanah itu.
Tanah itu memiliki warna, bau dan rasa. Sama seperti dadi susu atau mentega
murni, demikianlah warna tanah itu; sama seperti madu tawon murni, demikianlah
manis tanah itu. Kemudian, di antara mahluk-mahluk yang memiliki sifat serakah
(lolajatiko) berkata : 'O apakah ini? Dan mencicipi sari tanah itu dengan
jarinya. Dengan mencicipinya, maka ia diliputi oleh sari itu, dan nafsu
keinginan masuk dalam dirinya. Mahluk-mahluk lainnya mengikuti contoh perbuatannya,
mencicipi sari tanah itu dengan jari-jari mahluk-mahluk itu mulai makan sari tanah,
memecahkan gumpalan-gumpalan sari tanah tersebut dengan tangan mereka. Dan
dengan melakukan hal ini, cahaya tubuh mahluk-mahluk itu lenyap. Dengan
lenyapnya cahaya tubuh mereka, maka matahari, bulan, bintang-bintang dan
konstelasi-konstelasi nampak siang dan malam terjadi. Demikianlah, sejauh itu
bumi terbentuk kembali.
Selanjutnya
mahluk-mahluk itu menikmati sari tanah, memakannya, hidup dengannya, dan
berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang
mereka makan itu, maka tubuh mereka menjadi padat, dan terwujudlah berbagai
macam bentuk tubuh. Sebagian mahluk memiliki bentuk tubuh yang indah dan
sebagian mahluk memiliki tubuh yang buruk. Dan karena keadaan ini, mereka yang
memiliki bentuk tubuh yang indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk
tubuh yang buruk maka sari tanah itupun lenyap ketika sari tanah lenyap muncullah
tumbuhan dari tanah (bhumipappatiko). Cara tumbuhnya seperti cendawan. Mereka
menikmati, mendapatkan makanan, hidup dengan tumbuhan yang muncul dari tanah
tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali (seperti
di atas). Sementara mereka bangga akan keindahan diri mereka, mereka menjadi sombong
dan congkak, maka tumbuhan yang muncul dari tanah itu pun lenyap. Selanjutnya
tumbuhan menjalar (badalata) muncul warnanya seperti dadi susu atau mentega
murni, manisnya seperti madu tawon murni.
Mereka menikmati,
mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar itu, maka tubuh mereka
menjadi lebih padat; dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas;
sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk. Dan karena keadaan ini, maka
mereka yang memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki
bentuk tubuh buruk. Sementara mereka bangga akan keindahan tubuh mereka
sehingga menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan menjalar itu pun lenyap.
Kemudian, ketika
tumbuhan menjalar lenyap muncullah
tumbuhan padi (sali) yang masak di alam terbuka, tanpa dedak dan sekam, harum,
dengan bulir-bulir yang bersih. Pada sore hari mereka mengumpulkan dan
membawanya untuk makan malam, pada keesokkan paginya padi itu telah tumbuh dan
masak kembali. Bila pada pagi hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk
makan siang, maka pada sore hari padi tersebut telah tumbuh dan masak kembali,
demikian terus menerus padi itu muncul.
Lalu,
mahluk-mahluk itu menikmati padi (masak) dari alam terbuka, mendapatkan makanan
dan hidup dengan tumbuhan padi tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam
masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan
itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat, dan perbedaan bentuk mereka nampak
lebih jelas. Bagi wanita nampak jelas kewanitaannya (itthilinga) dan bagi
laki-laki nampak jelas kelaki-lakiannya (purisalinga). Kemudian wanita sangat
memperhatikan tentang keadaan laki-laki, dan laki-laki pun sangat memperhatikan
keadaan wanita. Karena mereka saling memperhatikan keadaan diri satu sama lain
terlalu banyak, maka timbullah nafsu indriya yang membakar tubuh mereka. Dan
sebagai akibat adanya nafsu indriya tersebut, mereka melakukan hubungan
kelamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar